Oleh: Muhammad Nurdin*
Ilustrasi Operasi Militer di Aceh |
Menjelang pilkada Aceh yang rencananya akan di laksanakan pada tanggal 16 januari 2012 itu konstalasi politik bukan semakin kondusif ,tetapi sebaliknya justeru terkesan semakin mencekam.Akhirnya tahun lalu juga terjadi dua kali peledakan granat di Lamprit Banda Aceh, salah satunya terjadi di depan kantor tim sukses kandidat balon Gub dan Cawagub Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan.Ledakan tersebut juga sempat melukai beberapa orang yang lewat disaat kejadian tersebut.
Kemudian terjadi lagi serentatan penembakan terhadap karyawan yang menewaskan beberapa orang yang juga dilakukan oleh orang tidak di kenal di Aceh Utara.Sekarang terjadi lagi hal serupa terhadap karyawan yang sedang beristirahat di rumah kontrakannya,Blang Cot Tunong ,Kecamatan Blang Blahdeh ,Kabupaten Bireun. Para pelakunya juga berasal dari orang-orang yang tidak dikenal,karena kononnya mereka mengederai motor dan memakai helm.Penembakan terhadap karyawan asal Jawa Timur itu menwaskan tiga orang,yakni Parno, Daud dan Tom.Sedangkan yang mengalami luka tembnak yang cukup serius itu ada tujuh orang,yaitu Khairul (27) ,Imam Malik(29 ),Andriyanto(19)Anshory Irwan(40),Abdul Hakid(30),Hasan dan Yaiman yang masing-masingnya berusis 40 dan 29 tahun.
Berbagai penembakan tersebut diperkirakan bukan hanya sekadar karena terdapat kelompok tertentu yang kecewa terhadap aturan yang membolehkan kelompok independen mengikuti Pilkada,padahal menurut persepsi mereka hal tersebut bertentangan dengan MOU yang di tandatangani Indonesia-GAM di Helsinki,15 Agustius 2005 itu.Karenanya Partai PA yang sekarang di pimpin oleh Muzakkir Manaf,mantan panglima GAM membeikot Pilkada Aceh. Meskipun Kepolisian belum menemukan bukti-bukti siapa sesungguhnya di balik peledakan granat dan penembakan tersebut ,akan tetapi terdapat pihak-pihak lawan politik PA yang menuding memang merekalah pelakunya.
Akan tetapi hal itu sudah dibantah keras oleh PA,yang kemudian sudah diadakan semacam pertemuan antara para politisi,tokoh masyarakat Aceh untuk menjadikan Aceh sebagai daerah yang damai dan siap menyukseskan Pilkada.Tetapi kemudian menjelang tahun 2012 terjadi lagi penembakan terhadap karyawan yang menimbulkan ketegangan baru di Aceh,yang tidak mustahil terkait kekecewaan rakyat terhadap kebijakan rejim ini yang memang kurang peduli kepada mereka.
Selain kehidupan mewreka di bawah garis kemiskinan,karena Aceh baru saja beberapa tahun lalu keluar dari konflik dan juga tsunami namun pemerintah masih juga bermain-main dengan jargon politik untuk berbagai kepentinganya sendiri.Korban konflik tidak di realisasikan sepenuhnya ,begitu juga masalah tsunami yang belum juga tuntas.Lalu di korupsi terjadi di berbagai lini dalam jajaran birokrasi Aceh,yang terkesan di biarkan saja oleh rejim ini.Masyarakat Aceh yang hidupnya tidak layak itu,ditambah lagi dengan 44.12 persen lahan Aceh dikelola oleh para Kapitalisme lokal -Nasional,atau Nasional patungan asing.
Lahan Aceh yang luasnya sekitar 5.736.500 hektar itu seluas 2.525.366.82 hektar sudah di gadaikan kepada pihak kapital yang tidak menguntungkan masyakat Aceh yang bermukim disekitarnya.Selain itu pemerintah pusat sudah mendatang ratusan guru kontrak dari Jawa dan Sumut ke berbagai wilayah Aceh,meskipoun di Aceh sendiri masih banyak guru honore yang sudah puluhan tahun melaksanakan KBM .Mengapa bukan mereka saja yang sudah puluhan tahun mengajar dengan hanya digaji antara 100.000 -300.000 perbulan yang diangkat daripada mengirim guru dari luar Aceh,yang belum tentu memahami berbagai aspek sosial rakyat Aceh.
Gejala-gejala tersebut kelihatannya mulai muncul dengan sudah beberapa kali berturut -turut terjadi penembakan terhadap karyawan perkebunan ,semstinya sudah menjadi suatu pembelajaran bagi pemerintah supaya sebelum mengambil sesuatu kebijakan perlu mengadakan suatu risetnya dahulu.Karena rakyat Aceh belum melupakan trauma invasi Jakarta ke Aceh,Tragedi Beutoing Ateuh,Simpang Tiga,dan banyak lagi yang hingga sekarang belum diselesaiakan .Nah ,bukan tidak mustahil itulah masalahnya yang kini sedang berkembang di Aceh seiring dengan memanasnya politik menjelang Pilkada itu.Damai Aceh,amin.
* Penulis adalah seorang Guru Sejarah dan Sosiologi pada sebuah SMA di kota Bandung.
Written in : http://hankam.kompasiana.com
Written in : http://hankam.kompasiana.com