Lhokseumawe — Penyebaran virus HIV-AIDS di Kota Lhokseumawe lebih didominasi oleh hubungan seksual, karena diduga praktek prostitusi masih terjadi di daerah itu.
Manajer Program Yayasan Permata Atjeh Peduli Chaidir di Lhokseumawe, mengatakan, potensi penyebaran HIV-AIDS yang disumbang melalui hubungan seks tersebut mencapai 65 persen secara keseluruhan, Jumat (2/12/2011)
Sementara media lain, seperti penggunaan jarum suntik 15 persen, sedangkan selebihnya penyebarannya melalui hubungan suami isteri (dampak).
Lebih lanjut dikatakan Chaidir, mengenai penyebaran HIV-AIDS melalui hubungan seks, karena di Kota Lhokseumawe sendiri masih ada tempat prostitusi yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan rahasia baik oleh pelaku maupun pelanggannya.
Berdasarkan hasil penelusuran, lanjut Chaidir, lokasi praktek prostitusi di Lhokseumawe umumnya banyak dilakukan di rumah-rumah sebesar 65 persen.
Selanjutnya ditempat kos, tempat wisata dan hotel atau penginapan.
Sementara mengenai modus hubungan seks, banyak dilakukan karena hubungan pacaran yang menjurus kepada seks bebas. Suka gonta ganti pasangan dan mengunakan jasa wanita tuna susila (WTS).
Mengenai keberadaan WTS sendiri di Kota Lhokseumawe, katanya, sebanyak 65 persen adalah WTS lokal, selebihnya dari luar daerah yang mencari mangsa di Kota Lhokseumawe.
Akibat hubungan seks yang dilakukan di daerah lain kemudian menyebar di Lhokseumawe juga ada, katanya.
Namun, disebutkan Chaidir, untuk pelaku seks bebas juga dilakukan oleh pelajar, mahasiswa dan akibat perceraian rumah tangga, dan ada juga disebabkan faktor ekonomi dan hanya ingin mencari kesenangan semata.
Sementara itu, mengenai pengunaan jarum suntik yang menempati urutan kedua terhadap penyebaran HIV-AIDS di Kota Lhokseumawe adalah, karena banyak yang mengkonsumsi narkoba karena memakai media tersebut.
Bahkan, untuk penggunaan heroin juga ada di Kota Lhokseumawe, namun pada kalangan terbatas saja, sedangkan putaw dan juga sabu-sabu juga sudah memakai jarum suntik, sehingga penyebaran virus yang mematikan tersebut, mulai besar potensinya yang disebabkan penggunaan jarum suntik oleh pecandu narkoba yang mulai berkembang pola pengunaannya, ungkap Chaidir.
Secara keseluruhan, jumlah penderita HIV-AIDS yang sudah terdektesi di Kota Lhokseumawe sebanyak lima orang. Sementara yang belum terdektesi atau orang berpotensial terkena virus tersebut masih banyak dan tidak mau memeriksa dirinya ke lembaga khusus untuk itu.(ant)
Sumber: Harian Aceh