BANDA ACEH - Komite Peralihan Aceh (KPA) menyatakan siap membantu pihak kepolisian mengungkap kasus kekerasan bersenjata yang terjadi di beberapa wilayah di provinsi itu dalam dua hari terakhir.
"Kami menguntuk tindakan tersebut dan KPA (Komite Peralihan Aceh) menyatakan siap membantu aparat kepolisian jika dimintai bantuan dalam pengungkapan kasus-kasus kekerasan yang menelan korban jiwa," kata juru bicara KPA Pusat Mukhlis Abee di Banda Aceh, Senin (2/12/2012).
Menurutnya, pihak KPA sangat percaya bahwa institusi kepolisian akan bekerja dengan baik untuk mengusut dan mengidentifikasi pelaku serta mengungkap motif dari tindakan-tindakan tersebut. "Pengungkapan kasus-kasus kekerasan bersenjata yang terjadi belakangan ini penting dan hal itu juga sangat diharapkan oleh KPA agar tidak terjadi fitnah dan saling tuding antara berbagai pihak," tuturnya.
Ditegaskannya, seluruh kader KPA sampai dengan saat ini masih berkomitmen menjaga perdamaian dan KPA mendukung segala tindakan dari aparat kepolisian untuk menegakkan hukum terkait dengan semakin meningkatnya kasus kekerasan bersenjata di Aceh.
"Kepada siapa pun warga negara Indonesia yang tinggal di Aceh, jika ada tindakan yang mengancam ataupun yang dicurigai akan melakukan tindakan teror dan kekerasan bersenjata, silakan lapor kepada kepolisian," tuturnya.
Mukhlis juga mengatakan, pihak KPA juga sudah mengingatkan kepada seluruh kader KPA untuk tidak terpancing dan terprovokasi atas tindakan-tindakan oknum yang hari ini ingin merusak suasana damai yang telah berlangsung di Aceh. "KPA yakin bahwa stabilitas keamanan dan keberlangsungan perdamaian adalah kunci untuk membangun Aceh yang lebih baik," ujarnya.
Untuk itu, KPA mengimbau kepada semua pihak untuk terus memelihara perdamaian dan bekerja sama dengan aparat kepolisian dalam pengungkapan kasus yang telah terjadi. "Kepedulian semua pihak akan masa depan perdamaian Aceh akan memperteguh perdamaian yang sudah dicapai saat ini dan hal itu dapat meminimalkan gerakan-gerakan yang dapat merusak akar perdamaian yang sudah kuat terbangun saat ini," katanya.
Sebagaimana diketahui, dalam satu bulan terakhir telah terjadi berbagai kasus kekerasan bersenjata di Aceh. Data yang dihimpun, pada 4 Desember 2011 terjadi penembakan terhadap delapan warga di Desa Geurodong Pase, Aceh Utara, dan mengakibatkan tiga orang tewas.
Selanjutnya pada 31 Desember 2011 terjadi penembakan di Desa Blang Cot, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, yang menyebabkan tiga orang tewas. Pada hari yang sama, satu orang tewas dalam penembakan yang terjadi di Desa Ilie, Ulheu Kareng, Banda Aceh. Yang terakhir, peristiwa penembakan di Blok-B Seureukey, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, yang menyebabkan satu orang tewas.
Sumber: Kompas.com