Tel Aviv - Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menyerang Iran dalam waktu dekat ini. Namun, ia menegaskan bahwa semua opsi tetap terbuka untuk menghentikan Iran terkait fasilitas nuklirnya.
"Kami tidak punya niat pada saat ini mengambil tindakan, tetapi Negara Israel masih jauh dari lumpuh karena ketakutan," tegas Barak kepada Radio Israel, Kamis (1/12). "Ini harus dilakukan dengan tenang dan diam-diam - kita tidak perlu perang besar," sambungnya lagi.
Pernyataan Barak tersebut disampaikan sehari setelah Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Martin Dempsey mengungkapkan bahwa pihaknya tidak mengetahui apakah Israel akan memberitahu AS terlebih dahulu terkait rencananya menyerang Iran.
Petinggi Militer AS ini juga mengakui adanya perbedaan antara AS dan Israel terkait cara terbaik untuk menangani Iran dan program nuklirnya.
Dempsey mengatakan AS yakin bahwa sanksi dan tekanan diplomatik merupakan jalan yang benar untuk menghadapi Iran. Tetapi Dempsey tetap menambahkan, "Penyataan ini bukannya mengambil pilihan manapun dari meja," katanya menggunakan bahasa yang membuka kemungkinan aksi militer di masa depan.
"Saya tidak yakin Israel berbagi pemahaman dalam soal nuklir Iran. Dan karena mereka tidak sepemahaman dan bagi mereka ini ancaman nyata. Saya pikir cukup adil untuk mengatakan bahwa harapan kita sekarang berbeda," kata Dempsey dalam sebuah wawancara saat ia terbang ke Washington dari London, seperti dikutip Haaretz.
Saat ditanya apakah perbedaan antara Israel dan AS yang dimaksud adalah sanksi kepada Iran, atau sekadar perbedaan perspektif tentang tindakan di masa depan, Dempsey mengatakan, "Semua hal di atas," ujarnya tanpa merinci. Dempsey juga tidak mengungkapkan apakah dia percaya Israel sudah bersiap untuk menyerang Iran.
Sumber: republika.co.id
"Kami tidak punya niat pada saat ini mengambil tindakan, tetapi Negara Israel masih jauh dari lumpuh karena ketakutan," tegas Barak kepada Radio Israel, Kamis (1/12). "Ini harus dilakukan dengan tenang dan diam-diam - kita tidak perlu perang besar," sambungnya lagi.
Pernyataan Barak tersebut disampaikan sehari setelah Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Martin Dempsey mengungkapkan bahwa pihaknya tidak mengetahui apakah Israel akan memberitahu AS terlebih dahulu terkait rencananya menyerang Iran.
Petinggi Militer AS ini juga mengakui adanya perbedaan antara AS dan Israel terkait cara terbaik untuk menangani Iran dan program nuklirnya.
Dempsey mengatakan AS yakin bahwa sanksi dan tekanan diplomatik merupakan jalan yang benar untuk menghadapi Iran. Tetapi Dempsey tetap menambahkan, "Penyataan ini bukannya mengambil pilihan manapun dari meja," katanya menggunakan bahasa yang membuka kemungkinan aksi militer di masa depan.
"Saya tidak yakin Israel berbagi pemahaman dalam soal nuklir Iran. Dan karena mereka tidak sepemahaman dan bagi mereka ini ancaman nyata. Saya pikir cukup adil untuk mengatakan bahwa harapan kita sekarang berbeda," kata Dempsey dalam sebuah wawancara saat ia terbang ke Washington dari London, seperti dikutip Haaretz.
Saat ditanya apakah perbedaan antara Israel dan AS yang dimaksud adalah sanksi kepada Iran, atau sekadar perbedaan perspektif tentang tindakan di masa depan, Dempsey mengatakan, "Semua hal di atas," ujarnya tanpa merinci. Dempsey juga tidak mengungkapkan apakah dia percaya Israel sudah bersiap untuk menyerang Iran.
Sumber: republika.co.id