Jakarta - Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais, mengatakan, perjalanan demokrasi di Indonesia masih bersifat politis, karena dari lima dimensi demokrasi, baru demokrasi politik yang mendapatkan perhatian.
"Demokrasi kita masih belum ideal karena dari rezim satu ke rezim yang lain, satu pemerintahan ke pemerintahan lain, yang mencolok baru dari demokrasi politik," katanya, saat menjadi pembicara kunci dalam sebuah seminar di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (1/12).
Sedangkan dimensi demokrasi lainnya, seperti demokrasi ekonomi, pendidikan, hukum, sosial, dan seterusnya, dinilai Amin, masih "jauh panggang dari api", karena korporasi besar mengangkangi bangsa dan cenderung melegalkan segala cara tanpa peduli melanggar hukum dalam mengeruk keuntungan.
Selama ini, kata Amien, Indonesia hanya melakukan pembenahan yang tampak dari luar, sedangkan karut marut dimensi demokrasi yang belum sepenuhnya terjawab serta konflik internal yang kerap terjadi tidak menjadi perhatian karena tak tampak dari dunia luar.
"Kita merupakan bangsa yang masih belum matang. Hanya fokus menjaga tampilan depan rumah di khalayak ramai, tanpa peduli kondisi di dalam rumah," katanya.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia juga harus meningkatkan kepercayaan dirinya agar tidak merasa rendah di hadapan bangsa lain.
"Harus melakukan revolusi mental bahwa kita `great nation`," ucap mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Senada dengan itu, Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan, demokrasi Indonesia saat ini masih belum sempurna, namun tren demokrasi akan terus melebar karena komponen budaya demokrasi "good governance" sangat menonjol.
"Kalau kita lihat trennya saat ini akan semakin sulit mengelola dan mempertahankan pemerintahan yang tidak egaliter," tutur penggagas gerakan "Indonesia Mengajar" itu. [TMA, Ant]
"Demokrasi kita masih belum ideal karena dari rezim satu ke rezim yang lain, satu pemerintahan ke pemerintahan lain, yang mencolok baru dari demokrasi politik," katanya, saat menjadi pembicara kunci dalam sebuah seminar di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (1/12).
Sedangkan dimensi demokrasi lainnya, seperti demokrasi ekonomi, pendidikan, hukum, sosial, dan seterusnya, dinilai Amin, masih "jauh panggang dari api", karena korporasi besar mengangkangi bangsa dan cenderung melegalkan segala cara tanpa peduli melanggar hukum dalam mengeruk keuntungan.
Selama ini, kata Amien, Indonesia hanya melakukan pembenahan yang tampak dari luar, sedangkan karut marut dimensi demokrasi yang belum sepenuhnya terjawab serta konflik internal yang kerap terjadi tidak menjadi perhatian karena tak tampak dari dunia luar.
"Kita merupakan bangsa yang masih belum matang. Hanya fokus menjaga tampilan depan rumah di khalayak ramai, tanpa peduli kondisi di dalam rumah," katanya.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia juga harus meningkatkan kepercayaan dirinya agar tidak merasa rendah di hadapan bangsa lain.
"Harus melakukan revolusi mental bahwa kita `great nation`," ucap mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Senada dengan itu, Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan, demokrasi Indonesia saat ini masih belum sempurna, namun tren demokrasi akan terus melebar karena komponen budaya demokrasi "good governance" sangat menonjol.
"Kalau kita lihat trennya saat ini akan semakin sulit mengelola dan mempertahankan pemerintahan yang tidak egaliter," tutur penggagas gerakan "Indonesia Mengajar" itu. [TMA, Ant]
Sumber: GATRA.COM